Golput tak Cerdas
Jurnal Bogor, 11 March 2009 oleh rifky
Rubrik: Halaman Depan

Ratusan mahasiswa gabungan dari BEM se-Bogor melakukan aksi demo di Tugu Kujang, Kota Bogor/bayu g murti
Pajajaran - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bogor, kemarin benar-benar menunjukkan tekadnya untuk memerangi Golput. Mereka kemarin melakukan longmarch bersama sekitar 300 mahasiswa dari 15 perguruan tinggi di Bogor Raya. Lalu mereka pun menggelar orasi di Tugu Kujang yang biasa dihiasi spanduk propaganda Golput itu.
Usai mengikuti seminar politik untuk pemilih pemula, tepat pukul 13.15 WIB, mahasiswa mulai bergerak dari PPIB (Pusat Pengembangan Islam Bogor), sambil menyerukan yel-yel, barisan mahasiswa sepanjang 500 meter itu berjalan perlahan menuju Tugu Kujang.
Selang 35 menit, mahasiswa mulai memadati sisi utara Tugu Kujang. Sekitar 50 personel Satuan Samapta Polresta Bogor dikerahkan guna mengamankan berlangsungnya aksi tersebut.
Kendati Jl. Pajajaran sempat diblokir, tapi kepadatan kendaraan di beberapa titik tak terhindarkan. Selama 45 menit, lalulintas di sekitar lokasi padat merayap. Sampai pukul 15.00 WIB, sepuluh Ketua BEM dari berbagai perguruan tinggi melakukan orasi secara bergantian. Aksi yang ditutup dengan memasang spanduk berisikan seruan tolak Golput itu berjalan tertib, dan tak anarkis.
Koordinator BEM se-Bogor Bachtiar Sigit Perkasa menyatakan, pihaknya menolak seruan sejumlah kalangan yang menilai Golput sebagai sebuah pilihan dalam penyelenggaraan pesta demokrasi. Kalaupun Golput dinyatakan sebagai pilihan, tapi pilihan itu tak cerdas.
“Karena 15 menit di bilik suara, bagi pemilih sama dengan memperjuangkan nasib bangsa ini 5 tahun ke depan. Karena itu, pemilu yang berlangsung 9 April 2009 harus sukses dengan persentase Golput yang tipis. Sebagai agent of change, mahasiswa turut berperan dalam memerangi Golput,” ungkap Bachtiar kepada Jurnal Bogor di sela-sela aksinya, kemarin.
Bachtiar mengatakan, anggaran pemilu yang telah dikeluarkan pemerintah dan peserta pemilu berikut para calegnya itu tak sedikit jumlahnya, sehingga masyarakat harus menggunakan hak pilihnya demi mewujudkan pemilu yang bersih, cerdas, dan berkualitas.
“Kami berharap, masyarakat semakin menyadari peranannya dalam momentum berharga tersebut. Pemilu tentu akan menjadi cacatan sejarah di masa akan datang,” ujar mahasiswa Universitas Djuanda (Unida) Bogor itu.
Selain anti Golput, sambung Bachtiar, BEM se-Bogor juga menolak keras adanya praktik money politic. “Fenomena ini juga dapat menghambat agenda reformasi yang telah diamanatkan para pejuang mahasiswa di akhir dekade 90-an,” tandasnya.
Senada dengannya, koordinator lapangan BEM se-Bogor, Fachri Fachruroji mengatakan, masyarakat harus cermat dalam memilih calon wakil rakyat. “Jadi, tak asal-asalan di bilik suara. Jangan sampai pilih caleg yang memiliki catatan korupsi,” ujarnya.
Fachri menyatakan, BEM se-Bogor juga memiliki komitmen untuk memberantas politisi busuk yang turut terjun dalam Pemilu 2009. “Masyarakat jangan terbuai dengan janji-janji manis politisi busuk,” tandas Presiden Mahasiswa Universitas Pakuan (Unpak) itu.
Julvahmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar