Pengurus Presma 2008/2009

Koord. Umum : Fachri Fachruroji 065 105 063

Koord. Administrasi dan Keuangan : R. Gina 010 105 212

Anne Indriani 066 106 002

Bobby Kurniawan 021 105 184

Yohanisa Indria Melani 041 106 026

Koord. Bid. Kebijakan Luar Negeri : Ricardo Siregar 010 105 102

Gerry Andika S 065 106 016

Toni H 010 105 040

M. Arifin 065 106 140

Prabuaji Bimo 041 106 004

Imam Tarmidzi 031 105 092

Hadi 054 105 013

Koord. Bid. Kebijakan Dalam Negeri : Temmy H 021 105 098

Asep Dian Kurniawan 031 106 011

Eko Apriyanto 031 106 010

Yusuf Rachmat 065 106 140

R. Kusumaryadi Muljaatmadja 021 104 298

Wulansari 043 107 029

Putri Purnama Lestari 043 107 029

Rizki 054 106 025

Nurdin Omang 010 105 083

Golput tak Cerdas

Golput tak Cerdas

Ratusan mahasiswa gabungan dari BEM se-Bogor melakukan aksi demo di Tugu Kujang, Kota Bogor/bayu g murti

Ratusan mahasiswa gabungan dari BEM se-Bogor melakukan aksi demo di Tugu Kujang, Kota Bogor/bayu g murti

Pajajaran - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bogor, kemarin benar-benar menunjukkan tekadnya untuk memerangi Golput. Mereka  kemarin melakukan longmarch bersama sekitar 300 mahasiswa dari 15 perguruan tinggi di Bogor Raya. Lalu mereka pun menggelar orasi di Tugu Kujang yang biasa dihiasi spanduk propaganda Golput itu.
Usai mengikuti seminar politik untuk pemilih pemula, tepat pukul 13.15 WIB, mahasiswa mulai bergerak dari PPIB (Pusat Pengembangan Islam Bogor), sambil menyerukan yel-yel, barisan mahasiswa sepanjang 500 meter itu berjalan perlahan menuju Tugu Kujang.


Selang 35 menit, mahasiswa mulai memadati sisi utara Tugu Kujang. Sekitar 50 personel Satuan Samapta Polresta Bogor dikerahkan guna mengamankan berlangsungnya aksi tersebut.
Kendati Jl. Pajajaran sempat diblokir, tapi kepadatan kendaraan di beberapa titik tak terhindarkan. Selama 45 menit, lalulintas di sekitar lokasi padat merayap. Sampai pukul 15.00 WIB, sepuluh Ketua BEM dari berbagai perguruan tinggi melakukan orasi secara bergantian. Aksi yang ditutup dengan memasang spanduk berisikan seruan tolak Golput itu berjalan tertib, dan tak anarkis.
Koordinator BEM se-Bogor Bachtiar Sigit Perkasa menyatakan, pihaknya menolak seruan sejumlah kalangan yang menilai Golput sebagai sebuah pilihan dalam penyelenggaraan pesta demokrasi. Kalaupun Golput dinyatakan sebagai pilihan, tapi pilihan itu tak cerdas.
“Karena 15 menit di bilik suara, bagi pemilih sama dengan memperjuangkan nasib bangsa ini 5 tahun ke depan. Karena itu, pemilu yang berlangsung 9 April 2009 harus sukses dengan persentase Golput yang tipis. Sebagai agent of change, mahasiswa turut berperan dalam memerangi Golput,” ungkap Bachtiar kepada Jurnal Bogor di sela-sela aksinya, kemarin.
Bachtiar mengatakan, anggaran pemilu yang telah dikeluarkan pemerintah dan peserta pemilu berikut para calegnya itu tak sedikit jumlahnya, sehingga masyarakat harus menggunakan hak pilihnya demi mewujudkan pemilu yang bersih, cerdas, dan berkualitas.
“Kami berharap, masyarakat semakin menyadari peranannya dalam momentum berharga tersebut. Pemilu tentu akan menjadi cacatan sejarah di masa akan datang,” ujar mahasiswa Universitas Djuanda (Unida) Bogor itu.
Selain anti Golput, sambung Bachtiar, BEM se-Bogor juga menolak keras adanya praktik money politic. “Fenomena ini juga dapat menghambat agenda reformasi yang telah diamanatkan para pejuang mahasiswa di akhir dekade 90-an,” tandasnya.
Senada dengannya, koordinator lapangan BEM se-Bogor, Fachri Fachruroji mengatakan, masyarakat harus cermat dalam memilih calon wakil rakyat. “Jadi, tak asal-asalan di bilik suara. Jangan sampai pilih caleg yang memiliki catatan korupsi,” ujarnya.
Fachri menyatakan, BEM se-Bogor juga memiliki komitmen untuk memberantas politisi busuk yang turut terjun dalam Pemilu 2009. “Masyarakat jangan terbuai dengan janji-janji manis politisi busuk,” tandas Presiden Mahasiswa Universitas Pakuan (Unpak) itu.

Julvahmi

Presma: SBY-JK Gagal Tangani Perekonomian Rakyat

Bogor, Pelita
Ditutupnya subsidi minyak tanah (Minah) bagi rakyat kecil, disimpulkan sebagai upaya pemerintah untuk menambah tingginya angka kemiskinan rakyat. Hal itu, menyimpulkan pula bahwa pemerintahan presiden SBY-JK telah gagal menangani masalah perekonomian khususnya bagi rakyat kecil.
Salah satu komponen masyarakat di Kota Bogor yang mengatas-namakan presidium mahasiswa (Persma) Universitas Pakuan, Bogor, yang berjumlah puluhan, kemarin di gedung DPRD melakukan aksi demo, dengan menyimpulkan bahwa pemerintahan presiden SBY-JK telah gagal dalam menangani perekonomian rakyat.
Menurut mereka, pemerintah telah gagal menangani beberapa sektor terkait perekonomian rakyat seperti penutupan subsidi Mitan padahal faktor itu sangat memberi arti bagi kehidupan sehari-hari khususnya bagi rakyat kecil.
Orang kecil masih pake minyak tanah untuk memasak, eh subsidinya malah di tutup oleh pemerintah dan diganti elpiji. Padahal mereka tidak tahu cara penggunaan gas elpiji, sehingga banyak kebakaran terjadi akibat mereka mengoperasikan elpiji itu, kata Asep, salah seorang anggota Presma Unpak itu.
Selain penutupan subsidi minah itu, menurut mahasiswa pemerintah juga tidak dapat mengontrol stok dan harga beberapa sektor lainnya seperti harga beras dan minyak tanah, yang keduanya sangat diperlukan sekali oleh rakyat. Harga beras meningkat dan minyak goren juga, yang lebih ironis bahkan keduanya sempat langka di pasaran.
Kami selaku ornamen dari masyarakat dengan ini menyimpulkan bahwa pemerintah SBY-JK telah gagal menangani masalah sosial rakyat terutama terkait sektor perekonomian yang sehari-harinya sangat dibutuhkan mereka. Kalau hal ini saja sudah menderitakan rakyat, apalagi yang diharapkan dari pemerintah?, Tanya salah seorang mahasiswa yang mengaku bernama syarif.
Kedatangan puluhan mahasiswa itu untuk menyampaikan orasi dan aspiras demi rakyat itu, diterima Eman Sulaeman, anggota DPRD Kota Bogor dari partai berlambang Kabah, itu.
Eman sempat memberi keterangan, aspirasi para mahasiswa itu akan difasilitasi untuk disampaiakn ke DPRD pusat, kalau perlu ke presiden dan wakil. Kami ikut perihatin, karena masyarakat menderita seperti kata mahasiswa. Dan, kami kami laporkan pula kepada DPRD pusat, untuk menindak-lanjuti. (don/ari

Mahasiswa Baru Unpak Ikuti P2SPT

12-09-2008 14:55 WIB

CIHEULEUT - Ramadan tidak menjadi halangan bagi Universitas Pakuan (Unpak) untuk tetap menyelenggarakan Program Pengenalan Sistem Pendidikan Tinggi (P2SPT) selama dua hari, Kamis-Jumat (11-12/9).

Menurut Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Unpak Suhermanto, kegiatan tersebut bertujuan mengenalkan lingkungan kampus kepada para mahasiswa baru. “Mereka baru lulus dari SMA, jadi masih perlu bimbingan unuk memasuki kehidupan perkuliahan,” ujar Suhermanto saat ditemui Radar Bogor, kemarin.

Selain itu, demi menghormati bulan suci ramadan, kegiatan yang diadakan di masing-masing fakultas ini pun sarat makna Ramadan. Hal ini terbukti dengan disisipkannya ceramah kerohanian di sela-sela jalannya kegiatan. “Kami tidak ingin mengurangi berkah Ramadan,” katanya.

P2SPT atau lebih populer dengan istilah Ospek Fakultas diikuti lebih dari 2.100 mahasiswa baru yang terbagi dalam enam fakultas. Di antaranya Fakultas Hukum, Ekonomi, Ilmu Keguruan, Teknik, Sastra dan Matematika IPA (Mipa). Untuk jumlah mahasiswa baru didominasi Fakultas Ilmu Keguruan dengan 600 peserta.

Dalam program ini para mahasiswa baru akan diberikan bimbingan dan pengenalan mengenai berbagai kegiatan yang ada di Unpak. Hari pertama diisi dengan kegiatan penjelasan akademis dan pengenalan lembaga-lembaga yang ada di kampus. Sedangkan hari kedua (hari ini,red), rangkaian berupa pengenalan fakultas, unit kegiatan mahasiswa dan penutupan.

Pada acara P2SPT kemarin, para mahasiswa baru yang tergabung di Fakultas Hukum memiliki ciri tersendiri. Yakni ada kegiatan bertajuk Moot Court atau simulasi persidangan.

Dalam kegiatan tersebut, ada beberapa mahasiswa senior memerankan hakim, satu orang terdakwa, lengkap dengan pengacara dan jaksa penuntutnya. Menurut Ketua Panitia P2SPT Fakultas Hukum Ricardo Siregar, acara tersebut memang menjadi andalan di Fakultas Hukum.

“Acara Moot Court ini memang sudah kami persiapkan dari tiga bulan yang lalu. Perencanaannya Kami lakukan bersama-sama dengan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Badan P Mahasiswa (BPM),” kata Ricardo saat ditemui ditengah kegiatan.

Bagi para mahasiswa baru, kegiatan tersebut sangat bermanfaat. Selain menjadi ajang pengenalan kehidupan kampus, mereka juga bisa berkenalan dengan sesama mahasiswa baru. “Sebenarnya agak capek sih, tapi karena kegiatannya asyik, jadi tidak terasa melelahkan,” kata Dewi, mahasiswa baru yang mengaku senang bisa mengikuti P2SPT. (pkl5)

Atase Kebudayaan Amerika Kunjungi Unpak

0-08-2008 08:12 WIB

BOGOR – Universitas Pakuan (Unpak) mendapat tamu kehormatan dari Atase Kebudayaan Amerika, kemarin. President of Healt Care California Med Suply, Prof Harry G Haris, Ph.D dan wakilnya mendatangi Unpak sekaligus menjadi narasumber dalam dialog interaktif dengan tema globalisasi dan kewirausahaan.

Dialog interaktif diikuti puluhan akademisi Unpak, Sekolah Tinggi Kesatuan dan Universitas Nusa Bangsa. Prof Harry yang juga akademisi The University of California dalam penjelasannya menyatakan pentingnya membangun spirit dan motivasi dalam mengembangkan kemampuan akademik mahasiswa yang berjiwa enterpreneur alias berjiwa kewirausahaan.

Menurutnya, mental dan pola pikir merupakan hal mendasar yang harus diperhatikan dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan. “Dosen berperan penting untuk mengubah mental dan pola pikir mahasiswa dalam rangka menciptakan mahasiswa yang cerdas dan berjiwa entrepreneur,” ujar Harry dalam bahasa Inggris.

Sementara itu, Rektor Unpak, Dr H Bibin Rubini mengatakan, kunjungan Harry ke Unpak merupakan suatu penghargaan dan keistimewaan bagi Unpak, sebab kehadiran Harry membawa manfaat dan pengaruh positif dalam menghasilkan SDM yang berkualitas dan berjiwa entrepreneur. “Apa yang disampaikan Harry dalam dialog inetraktif sejalan dengan visi-misi Unpak untuk menghasilkan SDM yang berkualitas,” tutur Bibin.

Dia menambahkan, ke depan, mahasiswa Unpak tak hanya dituntut mendapatkan nilai akademik yang sempurna, tetapi yang paling penting adalah memiliki keterampilan yang bisa diaplikasikan di lapangan.

“Kita berupaya semaksimal mungkin untuk melahirkan SDM yang berkualitas agar alumni tidak pusing mencari pekerjaan. Kalau perlu, bukan alumni yang mencari pekerjaan, tetapi alumni yang menciptakan lapangan kerja,” ujar Bibin optimis.

Sementara itu, mediator sekaligus moderator diskusi inetraktif, Ade S. Natawiria kepada Radar Bogor mengungkapkan, sudah saatnya dosen mengubah mental dan pola pikir dalam membina mahasiswa. “Nilai akademik penting tetapi yang terpenting adalah keterampilan.

Karena itu, dosen harus lebih memprioritaskan keterampilan sebab jika nilai akademik yang diprioritaskan, maka mahasiswa akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang bagus,” ujar pria yang seringkali menjadi narasumber dalam seminar internasional di beberapa Negara itu.

Dia menambahkan, selain Amerika, Unpak aktif melakukan komunikasi dengan beberapa perguruan tinggi di luar negeri, baik di Australia, Malaysia, Singapure, Thailand, maupun Jerman. “Hampir setiap tahun kita mendatangkan native speaker di Unpak untuk melakukan kolaborasi wacana dalam rangka peningkatan kualiatas alumni Unpak,” tandas Ade. (rid)

Unpak Ikut Konferensi Internasional di London


BOGOR - Dalam upaya meningkatkan kualitas dosen agar dapat memenuhi standar internasional, Universitas Pakuan (Unpak) mengirim Dekan Fakultas Sastra Agnes Setyowati dan Pembantu Dekan Bidang Akademik Leany N Harsa ke konferensi yang diselenggarakan University of Sussex di Brighton London selama empat hari (10-12/7).

Rektor Unpak Bibin Rubini, sebagai rektor yang baru saja dilantik, dengan penuh semangat mengatakan bahwa sejak beberapa tahun lalu ketika dirinya menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Akademik sudah merencanakan untuk meningkatkan mutu pengajaran di Universitas Pakuan agar mencapai taraf internasional.

“Salah satu upaya tersebut dengan memotivasi para dosen agar dapat menjadi pembicara di seminar atau konferensi yang diadakan di luar negeri,” ujarnya.
Hasil motivasi tersebut kemudian dapat diwujudkan berkat dukungan penuh dari Prof Dr Eddy Mulyadi Soepardi sebagai Ketua Anggaran Yayasan Pakuan Siliwangi.

“Ketika Dr Leany yang menjadi dosen di Fakultas Sastra berhasil mendapatkan kesempatan sebagai pemakalah, tentu saja kesempatan ini tidak boleh dilewatkan oleh Universitas Pakuan, meskipun biaya ke negara Inggris tersebut cukup tinggi,” jelas Eddy.

Konferensi internasional tersebut mengambil tema Gender, Family Responsibility and Legal Change dengan kajian berbagai disiplin ilmu. Lebih dari 100 dosen dan peneliti dari Negara Inggris, Irlandia, Spanyol, Yunani, Ceko, Portugal, Rusia, Amerika, Kanada, Afrika Selatan diantaranya Nigeria, Yohanesburg, Kenya dan Nairobi, Australia, India, Pakistan, Bangladesh, Turki, Malaysia dan Indonesia mempresentasikan makalah mereka.

Baroness Hale of Richmond, House of Lords yang menjadi pembicara utama menekankan pentingnya dukungan hukum negara untuk menaungi kehidupan keluarga yang saat ini sudah beraneka ragam. Hukum yang berlaku di suatu negara seyogyanya dapat disesuaikan dengan keadaan zaman seperti misalnya, bagaimana hukum dapat menaungi peran keluarga terhadap para jompo, terhadap anak-anak adopsi perkawinan sejenis dan lain-lain.

Leany mempresentasikan makalah berjudul Mulia’s Counter Legal Draft of Islamic Law Compilation and The Changing Perception on Gender Issues in Indonesian Culture.

Dalam makalah tersebut, dia merekomendasikan agar penolakan Counter Legal Draf terhadap Kompilasi Hukum Islam yang ditulis sebagai disertasi oleh Prof Dr Siti Mudah Mulia ditinjau kembali.

“Kalau kita mencermati karya sastra Indonesia seperti novel Saman yang ditulis Ayu Utami (1998) dan cerpen Menyusu Ayah yang ditulis Djenar Maesa Ayu (2004), kita dapat melihat potret kehidupan tokoh-tokoh perempuan yang berjuang untuk melepaskan diri dari jeratan kebudayaan yang bias gender,” jelas Leany tentang makalahnya.(pia/*)

Rencana kenaikan BBM ditentang presidium mahasiswa UNPAK Bogor


Cetak halaman ini dalam bentuk PDF Cetak halaman ini
Jumat, 09 Mei 2008 15:31
default_thumb.jpg
PRO3RRI - Bogor:: Presidium mahasiswa Universitas Pakuan menentang keras rencana kenaikan BBM
Reaksi keras menentang rencana kenaikan BBM oleh pemerintah dilakukan Presidium Mahasiswa – Presma Universitas Pakuan. Ditemui RRI Ketua Presma Asep Yusuf mengatakan menolak rencana kenaikan BBM karena akan memicu kenaikan harga lainnya sehingga menurunkan daya beli masyaraka. Asep menambahkan seharusnya pemerintah lebih melihat kondisi rakyat miskin karena harga sembako telah naik sebelum harga BBM naik apalagi jika BBM jadi naik. menanggapi penolakan rencana naiknya BBM dosen Fakultas Ekonomi sumarno menyayangkan penolakan tersebut karena seharusnya mahasiswa lebih melihat realita bahwa subsidi APBN semakin menipis karena kenaikan harga minyak dunia sehingga pemerintah dengan berat menaikan BBM. namun sumarno menyarankan kenaikan BBM dibarengi bantuan kepada industri kecil karena industri kecil terbukti mampu bertahan walau dalam krisis sekalipun. sumarno menyarankan agar pemerintah menekan laju inflasi khususnya bidang transportasi dengan cara menghimpun dana masyarakat lewat perbangkan.
(sonni agung saputra)